Detik.Com


Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menilai teknik interogasi waterboarding yang sarat penyiksaan, sungguh berhasil. Namun Trump berjanji akan lebih mendengarkan nasihat Direktur Badan Intelijen Sentral (CIA) dan Menteri Pertahanan. 

Dalam wawancara dengan media ternama AS, ABC News, di Gedung Putih pada Rabu (25/1) waktu setempat, Trump ditanya soal waterboarding, yang didukungnya semasa kampanye. Waterboarding dilakukan dengan cara mengikat tangan dan kaki tersangka di atas papan kemudian menutup kepalanya sambil terus menyiramkan air ke kepala tersangka saat diinterogasi. Teknik ini menciptakan sensasi seperti tenggelam di dalam air.

Seperti dilansir AFP, Kamis (26/1/2017), Trump menyebut waterboarding perlu dilakukan untuk 'memerangi api dengan api' dalam menghadapi pemenggalan warga AS dan kekejaman lainnya oleh kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

"Ketika mereka (ISIS-red) memenggal kepala warga kita dan warga negara lain... ketika ISIS melakukan hal-hal yang tidak pernah didengar orang-orang sejak era pertengahan, akankah saya merasa yakin soal waterboarding? Menurut saya, kita harus memerangi api dengan api," ucap Trump.

Baca juga: Mike Pompeo Jadi Direktur CIA, Interogasi Penyiksaan Diterapkan Lagi?

Kendati demikian, Trump menyebut dirinya akan bergantung pada nasihat Menteri Pertahanan James Mattis dan Direktur CIA Mike Pompeo, yang baru saja dilantik. "Saya akan mengikuti apa yang mereka katakan," kata Trump kepada ABC News

"Dan jika mereka tidak ingin melakukannya, baiklah. Jika mereka ingin melakukannya, maka saya berupaya untuk mewujudkannya. Saya ingin melakukan semuanya dalam batasan yang diperbolehkan secara hukum," imbuhnya. 

"Tapi apakah saya menganggapnya berhasil? Tentu saja, saya merasa itu berhasil," tegas Trump, merujuk pada waterboarding.

Pernyataan Trump ini disampaikan saat muncul laporan media yang menyebut pemerintahan Trump mempertimbangkan untuk membuka kembali penjara rahasia CIA atau yang biasa disebut 'black site' yang tersebar di beberapa negara. Waterboarding marak dilakukan di penjara tersebut.

Baca juga: Trump Kaji Keputusan Obama Soal Bantuan Rp 2,9 T untuk Palestina

Media ternama AS, New York Times, melaporkan bahwa draf perintah eksekutif presiden setebal tiga halaman yang isinya memberlakukan kembali penjara 'black site'. Penjara itu menjadi tempat penahanan tersangka terorisme usai tragedi 11 September 2001 dan banyak memberlakukan teknik interogasi keji, termasuk waterboarding. Seorang juru bicara Trump menyebut draf yang dilaporkan oleh New York Times itu tidak berasal dari Gedung Putih. 


(nvc/ita)

No comments