YUGYO
KENKYU
SEBAGAI SALAH SATU
UPAYA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Oleh : Kalsum Moonti
Widyaiswara LPMP Gorontalo
- PENGANTAR
Masih ingatkah dengan istilah “ Yugyo Kenkyu
? “, Istilah ini pasti belum sirna
dari benak para penyeleggara pendidikan. Kali ini penulis
mengajak pembaca yang pernah memahami untuk merefleksi kembali tentang hal ini.
Dalam operasional pendidikan “ Yugyo Kenkyu “ merupakan hal yang sangat membantu terwujudnya pendidik
yang profesional , sehingga berdampak
pada Quality Assurance / penjaminan mutu suatu lembaga
pendidikan dalam hal ini satuan
pendidikan
“Quality
Assurance is everybody bussiness. ” Penjaminan mutu adalah tanggung jawab
setiap orang. Khususnya mutu di dunia pendidikan , setiap satuan pendidikan harus terus menerus mengupayakan
pembenahan sehingga terjadi peningkatan secara berkelanjutan.
Terkait dengan hal di atas, pendidikan merupakan usaha
sadar yang berproses sehingga terjadi perubahan sikap dan tata laku
seseorang atau sekelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan ;
proses, cara, dan perbuatan mendidik.
Dalam prosesnya, pendidikan memerlukan upaya yang terus menerus menyesuaikan dengan
perkembangan zaman. Oleh sebab itu
komponen pendidikan dalam suatu
satuan pendidikan dituntut mewujudkan peningkatan mutu dari tahun ke tahun. Peningkatan mutu pendidikan tersebut dapat dilakukan melalui salah satu program “ Penerapan Yugyo
Kenkyu.”
Sehubungan
dengan hal di atas, bahwa mutu
pendidikan merupakan wujud proses
pelaksanaan pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan bermutu dalam konteks tersebut adalah; pendidikan yang diterapkan melalui program yang
terencana , teranalisis , terdata efektif ,efisien , menantang serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dengan demikian pendidikan
yang bermutu bukan hanya dilihat dari hasil tes semata, karena hasil tes ditentukan oleh kualitas proses, yaitu proses pembelajaran, Pada pengelolaan proses bembelajaran bermutu yang
berkelanjutan pasti menghasilkan pengembangan mental kognitif serta sikap dan tata laku yang berkualitas pada seseorang atau kelompok dan akhirnya bermuara pada mutu output dan outcome.
Proses pembelajaran masih perlu mendapat perhatian terutama saat ini, khususnya pada saat transisi
dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013. Guru perlu selalu meningkatkan kemampuan menstimulasi
siswa untuk bepikir kritis, berkreasi,berinovasi serta mampu menjadi pribadi yang mandiri melalui pembelajaran yang menyenangkan.
Hal di atas ditunjang oleh
UU. NO 14 tahun 2005 pasal 20
yang menggariskan kan bahwa; (1)
dalam melaksanakan tugas profesionalnya guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan
proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran; (2) meningkatkan dan
mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Dalam pasal 34 dinyatakan pula bahwa pemerintah, pemerintah daerah dan atau
masyarakat berkewajiban membina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi guru pada satuan pendidikan.
Dengan
uraian di atas , negara
negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat yang
diikuti oleh Singapura, Thailand, Malaysia dan Philipina telah menerapkan pendekatan metode dan teknik “Yugyo
Kenkyu” ini dalam upaya
meningkatkan hasil dan proses pembelajaran
serta profesionalisme guru , maka
diupayakan pula diterapkan di Indonesia sebagai alternative untuk
memperbaiki mutu pendidikan
gai dampak perbaikan mutu proses pembelajaran.
B.
PENGERTIAN
Yugyo Kenkyu adalah bahasa Jepang yang terdiri dari : Yugyo dan Kenkyu.
Yugyo = Pelajaran atau dalqm
bahasa Inggris “ lesson “ , dan Kenkyu = Pengkajian , “ Study atau Research .“ Yugyo Kenkyu = Lesson
Study = pengkajian terhadap pembelajaran dan lebih dikenal dengan istilah “ Lesson Study”
“Yugyo
Kenkyu” atau “ Lesson Study “ ini merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik
melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan saling belajar (mutual learning) untuk membangun
komunitas belajar ( IMSTEP – JICA ).
Yugyo Kenkyu merupakan suatu kegiatan instruksional yang ditandai
dengan adanya proses kolaboratif dengan
sekelompok guru yang secara
bersama-sama merencanakan langkah-langkah pembelajaran termasuk metode
, media dan instrumen evaluasinya.
C. IMPLEMENTASI
- Yugyo Kenkyu
dalam perkembangannya merupakan
suatu cara efektif yang
dapat meningkatkan kualitas
belajar dan mengajar karena ; (a) dilakukan dan didasarkan pada hasil ‘
sharing ‘ pengetahuan
professional yang berlandaskan pada
praktek dan hasil pengajaran yang
dilaksanakan para guru ; (b) menekankan pada kualitas belajar siswa; (c)
Tujuan pembelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas; (d) mampu menjadi landasan bagi pengembangan
pembelajaran karena berdasarkan pengalaman real di kelas; (e) menempatkan para guru sebagai peneliti
pembelajaran ( Lewis, 2002:7 ).
- Yugyo Kenkyu
menciptakan guru –guru yang profesional dan inovatif
karena untuk melaksanakannya memerlukan desain yang baik yang
dilakukan sekelompok guru dan seorang pakar melalui diskusi menyangkut
hal-hal ; (1) kondisi lingkungan siswa dan fasilitas yang tersedia; (2)
rumusan kompetensi dan indikator
yang harus dimiliki siswa ;(3)
penentuan materi pelajaran yang
terkait dengan ; (a) pokok-pokok
materi dan uraiannya; (b) urutan materi sajian; (c) sajian materi yang disesuaikan dengan lingkungan siswa
/ materi local / life skill / keimanan / agama; (d) pemilihan /
penyusunan soal-soal latihan / soal-soal yang berhubungan dengan problem solving dalam rangka penyusunan Lembar Kerja
Siswa (LKS) dan soal-soal tes formatif; (4) pemilihan metode /strategi
pembelajaran inovatif yang menyenangkan dan motivasi belajar siswa; (5)
Pemilihan media / alat peraga
pembelajaran serta pengadaannya; (6) Petunjuk guru dalam praktek
pembelajaran (teaching guide);
(7) Penentuan indikator keberhasilan proses pembelajaran; (8) penentuan
model Rencana Pelak
sanaanPembelajaran (RPP) atau
Satuan Acara Pembelajaran (SAP).
- Yugyo Kenkyu
memberi dampak terhadap ;(1) peningkatan mutu guru dan
mutu pembelajaran yang pada gilirannya berakibat pada peningkatan mutu
lulusan (siswa); (2) pemberian kesempatan kepada guru menciptakan ide-ide pendidikan yang bermakna untuk diaplikasikan pada
praktek pembelajaran ; (3) kemudahan berkonsultasi kepada pakar dalam hal pembelajaran atau kesulitan
pemahaman materi pelajaran; (4) perbaikan praktek pembelajaran di kelas;
(5) peningkatan kolaborasi antar guru dan antara guru dan pakar dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran; (6) peningkatan keterampilan guru
dalam menulis karya tulis ilmiah atau buku ajar.
D. MANFAAT
- Mengurangi
keterasingan guru (dari komunitasnya), khususnya dalam pembelajaran.
- Meningkatkan kolaborasi sesama guru.
- Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi
pembelajarannya.
- Memperdalam pemahaman guru tentang materi ajar
,cakupan dan urutan materi dalam kurikulum, pengetahuan tentang
pembelajaran sehingga dapat menciptakan kualitas rencana pembelajaran.
- Membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh
aktivitas belajar siswa.
- Memperkuat
hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan tujuan jangka
panjang yang harus dicapai.
- Menciptakan
terjadinya pertukaran pengetahuan tentang pemahaman berpikir dan belajar
siswa.
- Meningkatkan
motivasi belajar guru dan siswa
untuk selalu berkembang.
E. PENERAPAN
Sesuai perkembangannya Prosedur penerapannya terdiri atas ;
- Tahap
perencanaan (
KEIKAKU = PLAN)
- Tahap pelaksanaan ( JISSOU
= DO/ RESEARCH LESSON )
- Tahap kegiatan pasca pembelajaran ( HANSHI
= SEE / REFLECTION /
POST-CLASS
DISCUSSION )
TAHAP
PERENCANAAN ( KEIKAKU = PLAN
)
Tahapan perencanaan bertujuan
untuk merancang kegiatannya, penekanannya pada pembelajaran yang dapat membelajarkan
siswa dan berpusat pada siswa untuk bagaimana dapat
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
Dalam merencanakannya, langkah awal yang dilakukan adalah
mengidentifikasi masalah secara individual dengan pertanyaan sebagai berikut : (a) apa
yang sedang terjadi sekarang ? (b) apakah yang terjadi itu mengandung
permasalahan ? (c) Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Bila pertanyaan
tersebut telah ada dalam pikiran guru sebagai aktor, maka langkah dapat
dilanjutkan dengan mengembangkan beberapa pernyataan seperti berikut : (1) saya berkeinginan
untuk memperbaiki ; (2) saya akan
menghubungi kolega untuk berdiskusi
sekaligus merencanakan rekruitment
anggota Yugyo
Kenkyu..
Setelah
langkah awal di atas dilakukan
langkah-langkah seperti berikut :
- Membentuk kelompok Yugyo Kenkyu dengan merekrut anggota, menyususun komitmen tentang tugas-tugas yang harus dilakukan, menyusun jadwal pertemuan kelompok, membuat aturan-aturan
kelompok.
- Memfokuskan
dengan menyepakati tema permasalahan,
- Merumuskan fokus permasalahan atau tujuan
utama pemecahan masalah, memilih subbidang studi, topik dan atau unit
pelajaran.
- Menyususn perencanaan
umum yang meliputi
keseluruhan aspek yang terkait dengan Yugyo Kenkyu , dan
perencanaan khusus untuk menyusun rancangan khusus yakni rencana
pembelajaran. Dalam menyusun rencana
pembelajaran
difokuskan pada ; (a) rencana
pelaksanaan pembelajaran itu sendiri; (
b) apa
yang akan membuat pembelajaran bermakna dan mampu memotivasi siswa;
(c) bukti tentang belajar, motivasi,
perilaku siswa yang nantinya ;(d)
bagaimanakah format
pengumpulan data yang diperlukan ; (e) siapa yang
ditunjuk mengimplementasikan
rencana pelaksanaan pembelajaran ; (f)
Siapa
guru lain dan pakar sebagai observer; (g) dan bagaimana
mendokumentasikannya.
TAHAP PELAKSANAAN ( JISSOU = DO / REASEARCH LESSON )
Ilustrasi kegiatan simulasi di Bandung Indonesia
Ilustrasi real class kegiatan di negara lain
Tahapan ini bertujuan untuk
menerapkan rancangan pembelajaran yang
telah dirumuskan dalam perencanaan, dan mengujicobakan efektivitas model pembelajaran yang telah
dirancang. Dalam kegiatan ini seluruh anggota kelompok aktif dalam kegiatan . Salah seorang yang telah
disepakati sebagai model, dan yang lainnya sebagai observer. Selain itu perlu
melibatkan guru sekolah yang bersangkutan , pakar dan kepala sekolah bahkan
mahasiswa dan orang tua/ masyarakat. Pada tahap yang disebut juga implementasi
ini guru model secara mandiri melaksanakan pembelajaran dan mengimplementasikan
inovasi pembelajaran yang akan dikembangkan dan diwajibkan melaksanakan
penilaian efektif disamping penilaian lainnya.
Sehubungan dengan kegiatan
observasi , observasi dalam kegiatan ini terfokus pada interaksi siswa dengan
siswa, siswa dengan bahan ajar, dan siswa dengan guru, kapan siswa mulai
belajar, kapan siswa bosan belajar, dan manfaat apa atau pelajaran apa yang diperoleh dari pembelajaran tersebut.
Observer mencatat jalannya
pembelajaran dengan memfokuskan pada
“bagaimana siswa belajar” pada setiap tahapan pembelajaran. Setelah itu melakukan
analisis kegiatan pembelajaran
guna mengidentifikasi apakah para siswa telah belajar sesuai dengan yang
diharapkan.
Dalam menjalankan
tugasnya observer perlu : (1) membuat catatan tentang komentar
atau diskusi yang dilakukan siswa menuliskan nama atau posisi tempat duduk
siswa; (2)membuat catatan tentang situasi dimana siswa melakukan kerjasama,
atau memilih untuk tidak melakukan kerjasama; (3) mencari contoh-contoh
bagaimana terjadinya proses konstruksi pemahaman melalui diskusi dan aktivitas
belajar yangdilakukan siswa; (4)membuat catatan tentang variasi metode penyelesaian masalah dari siswa secara
individual atau kelompok,termasuk strategi penyelesaian masalah yang salah.
Berikut adalah sejumlah pertanyaan yang menjdi pedoman bagi
observer .
- Apakah tujuan pembelajarannya sudah jelas ?
- Apakah ada persiapan fisik mental siswa terhadap
pembelajaran ?
- Apakah aktifitas yang dikembangkan dalam “ eksplorasi atau eksposure / pengamatan
/proses mengamati “ berkontribusi secara efektif pada
pencapaian tujuan tersebut ?
- Apakah
langkah-langkah pembelajaran yang
dikembangkan dalam mengamati ada
keterkaitannya satu dengan
yang lainnya , ditinjau dari konsep pembelajaran yang digunakan ? ( saintifik,
komunikatif, humanistik, game ,
song, dan atau yang lainnya?
- Apakah hal
tersebut mendukung pemahaman siswa
tentang konsep yang dipelajari?
- Apakah materi ajar yang digunakan mendukung pencapaian tujuan yang ditetapkan ?
- Apakah diskusi kelas yang dilakukan membantu
pemahaman siswa tentang proses yang dipelajarinya?
- Apakah
materi ajar yang dikembangkan guru sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa ?
- Apakah
siswa menggunakan pengetahuan
awalnya untuk memahami konsep baru yang dipelajari ?
- Apakah
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dapat mendorong dan memfasilitasi
cara berpikir siswa ?
- Apakah
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dapat mendorong dan memfasilitasi
cara berpikir siswa ?
- Apakah
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dapat mendorong dan
memfasilitasi kemandirian
siswa ?
- Apakah
gagasan siswa dihargai dan dikaitkan dengan materi yang sedang dipelajari ?
- Apakah
pembelajaran membuat siswa senang / tidak terbebani ?
- Apakah kesimpulan akhir didasarkan pada pendapat siswa ?
- Apakah kesimpulan yang diajukan sesuai dengan tujuan pembelajaran ?
- Bagaimanakah guru memberikan penguatan capaian hasil
belajar siswa selama pembelajaran berlangsung ?
- Adakah kejelasan
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi terdeteksi pada pelaksanaan
kegiatan pembelajaran ?
- Dst.
TAHAP KEGIATAN PASCA PEMBELAJARAN
( HANSHI = SEE
/ REFLECTION / POST CLASS DISCUSSION )
Setelah selesai pembelajaran
langsung dilakukan diskusi antara guru dan pengamat yang dipandu oleh kepala sekolah atau
personil yang ditunjuk untuk membahas pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendiskusikan berbagai masalah yang terjadi
selama pembelajaran yang telah dilaksanakan. Fokus utama dalam kegiatan ini
adalah menganalisis “ bagaimana siswa belajar.” Selain itu
peserta Yugyo Kenkyu mengambil makna apa yang
bisa dipelajari dari proses tersebut
(belajar apa) dari penampilan guru model
tersebut. Hasil diskusi tersebut dibutuhkan sebagai input untuk memperbaiki Lesson Study , sehinggga Lesson Study
menjadi sempurna,efektif dan efisien. Hal yang perlu didiskusikan pula
dalam kegiatan ini adalah replanning selanjutnya
Dalam
pelaksanaan pasca pembelajaran ini yang lebih dahulu diberi kesempatan untuk
merefleksi adalah guru pelaksana atau model. Setelah itu dibuka tanggapan umum
dari observer/pengamat. Langkah
selanjutnya adalah presentasi dan diskusi tentang hasil pengolahan data dari
pengamat. Diakhiiri dengan tanggapan dan saran dari ahli / pakar.
F. MODEL PELAKSANAAN YUGYO KENKYU
yugyo Kenkyu dapat dilaksanakan melalui ; (1) basis sekolah; (2) basis
kelompok sekolah ; (3) basis MGMP/ KKG.
Basis Sekolah :
Yugyo Kenkyu berbasis sekolah
dilaksanakan pada sekolah tertentu. Kelompoknya adalah guru mata
pelajaran sejenis atau serumpun. Kepala
sekolah
berperan sebagai penggerak, motivator, dan koordinator secara keseluruhan, serta mengatur jadwal pelajaran agar pelaksanaan Yugyo
Kenkyu tidak mengganggu tugas guru, sekaligus
mengatur pelaksanaan untuk tiap rumpun
mata pelajaran, dan juga memonitor serta mengevaluasi pelaksanaannya. .
Basis kelompok
sekolah :
Yugyo
Kenkyu berbasis
kelompok sekolah didasarkan pada
kesepakatan para kepala sekolah untuk
melaksanakan Yugyo Kenkyu . Kelompok dapat
diubah-ubah untuk pengimbasan pengetahuan. Banyaknya guru tiap rumpun mata pelajaran minimal 3 orang. Pengaturan jadwal diatur
sehingga tidak mengganggu tugas guru. Sekolah dapat meminta bantuan guru senior/dosen pada setiap rumpun
sebagai koordinator. Seminar hasil
dilaksanakan antar kelompok rumpun mata pelajaran.
Basis MGMP/KKG
Yugyo
Kenkyu berbasis MGMP/KKG dilaksanakan
berdasarkan kesepakatan untuk melaksanakannya. Kelompok dapat diubah-ubah untuk
pengimbasan pengetahuan Pelaksanaan seminar hasil dilakukan antar kelompok rumpun mata
pelajaran.
G. MONITORING DAN EVALUASI IMPLEMENTASI YUGYO
KENKYU
Berdasarkan konsep dasarnya, monitoring dan evaluasi yaitu kegiatan yang
tidak terpisahkan dari implementasi suatu program mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan control
terhadap produk yang ditargetkan program tersebut.
Monitoring dan evaluasi Yugyo Kenkyu adalah kegiatan
evaluasi proses dan hasil
pelaksanaan yang
dilaksanakan secara sistematis ,
terencana dan berkelanjutan. Monev ini dilaksanakan le mbaga
atau ahli yang independen. Hasil monev
dijadikan dasar untuk perbaikan atau peningkatan pelaksanaan Yugyo
Kenkyu secara terus menerus.
Monev Yugyo Kenkyu bertujuan untuk ; (1) menghilangkan kekurangterpakaian dan ketidakterpakaian
informasi tentang unjuk kerja
pelaksanaan Yugyo Kenkyu iyu sendiri.
Kekurangterpakaian atau ketidakterpakaian informasi tersebut ditunjukkan oleh kenyataan bahwa banyak informasi yang diperoleh dari evaluasi sangat kurang
bahkan tidak dipergunakan sama sekali
dalam pengambilan keputusan; (2) menghilangkan ambiguitas tujuan melalui penetapan
kriteria keberhasilan yang
jelas., karena sering ditemui bahwa
kriteria keberhasilan suatu program tidak satu dimensi ; (3) Mengangkat
tujuan-tujuan tersembunyi yang
seringkali bertentangan dengan orang
yang terlibat dalam pelaksanaan Yugyo
Kenkyu .
Monev Yugyo Kenkyu berprinsip pada (1) efisiensi (efficiency); (2) kesamaan (equity);
(3) efektifitas (effectiveness); (4) kecukupan (adequacy);
(5) keresponsifan (responsive); (6) kepatutan (appropriateness).
Dalam monev Yugyo Kenkyu , aspek-aspek yang perlu dimonitor dan dievaluasi adalah sebagi berikut :
- Konteks ( substansi ) yang terkait dengan Yugyo Kenkyu .
- Input ( kondisi actual ) sekolah dan atau guru pra
penerapan Yugyo Kenkyu .
- Proses pelaksanaan Yugyo Kenkyu .
- Produk atau hasil yang dicapai dari kegiatan pelaksanaan Yugyo Kenkyu .
- Pelaporan
dan analisis hasil monev kegiatan Yugyo Kenkyu .
Kegiatan monev diakhiri oleh pelaporan monev .Outline pelaporan monev Yugyo
Kenkyu adalah
sebagai berikut :
PENDAHULUAN
·
Rasional
·
Dasar Hukum.
·
Tujuan dan Manfaat.
·
Ruang Lingkup.
STRATEGI PELAKSANAAN MONEV
ANALISIS HASIL MONEV
·
Data hasil monev setiap aspek
·
Analisis hasil monev setiap aspek
·
Problem
yang dihadapi dan alternative solusinya
KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI
- Kesimpulan umum hasil monev
- Rekomendasi untuk perbaikan dan peningkatan pelaksanaan
- Lesson Study di masa yang akan datang.
H. SEMINAR YUGYO KENKYU
Seminar hasil Yugyo Kenkyu dilakukan untuk
memaparkan hasil Yugyo Kenkyu kelompok , kelompok-kelompok
atau antar sekolah. Seminar hasil ini dilakukan dengan tujuan tukar pengalaman mengenai permasalahan yang muncul dalam Yugyo Kenkyu serta penyelesaiannya. Selain itu Seminar Hasil Lesson Yugyo Kenkyu memberi peluang kepada guru
atau anggota kelompok Yugyo Kenkyu untuk menulis artikel tentang hasil Yugyo Kenkyu yang telah dilakukan , dan hal ini berfungsi sebagai salah satu bahan /bukti
fisik pengajuan angka kredit di bidang pengembangan profesi.
PENUTUP
Implementasi Yugyo Kenkyu oleh para guru dapat memberi manfaat baik untuk peningkatan mutu proses
pembelajaran mau pun untuk peningkatan profesionalisme guru sebagai agen
pembelajaran.
Dalam menerapkan Yugyo
Kenkyu para guru perlu memperhatikan prosedur pelaksanaannya
dan perlu pula memegang komitmen dengan sungguh-sungguh agar keterlaksanaan Yugyo
Kenkyu yang efektif
dan terprogram
ini berdampak pada peningkatan mutu
pendidikan di
satuan pendidikan khususnya, serta mutu pendidikan secara umum. .
Dengan mengimplementasikan Yugyo Kenkyu guru akan meningkat
profesionalismenya karena selalu melakukan pengembangan keprofesiannya yang berdampak pada peningkatan mutu siswa ,
mutu guru , mutu
satuan pendidikan, dan lebih luas lagi mutu pendidikan dalam
lingkup daerah sampai nasional.
REFERENSI
Fernandez,Clea
and Yoshida,Makoto,2004.Lesson Study: A
Japanese approach to
increasing Mathematics Teaching and Learning. Mahmah, New Jersey:
Lawrence Earlbaum Associates, Publishers.
Hendayana,Sumar;Suryadi,Didi;Abdul
Karim,Muhtar; sukirman;Ariswan;Sutopo;
Spriatna,Asep; Sutiman;
Santosa; Imansyah, Harun; Paidi;Ibrahi;sryati,
Siti; Permanasari,Anna;Hikmat;Nurjanah;dan
Joharmawan,Ridwan.2006.
Lesson Study: Suatu Strategy Untuk
Meningkatkan Keprofesionalan
Pendidikan (Pengalaman IMSTEP
– JICA). Bandung
: UPI Press.
Lewis,
Catherine C.2000. Lesson Study : a
Handbook of teacher-Led instructional
. Change. Philadelhia,PA: Research for better schools,Inc.
Wang-Inversion,Ptsy
and Yoshida, Makoto(Edtors).2005.Building
our understanding
Of Lesson Study. Philadelphia,PA:Research
for better schools.